Terdapat banyak golongan darah, tetapi yang terkenal di
bidang medis adalah golongan darah ABO dan Rhesus. Kedua golongan darah ini
ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner, seorang dokter dari Austria, pada tahun
1900. Semula Landsteiner menemukan golongan darah A, B, dan C. Golongan C ini
kemudian dinamakan golongan O. Pada tahun
1902 kolega Landsteiner, yaitu Alfred Decastello dan Adriano Sturli menemukan
golongan ke empat yaitu golongan AB.
Dasar
penggolongan darah ABO adalah adanya aglutinogen (antigen) pada eritrosit, dan
adanya aglutinin (antibodi) di dalam plasma darah. Aglutinogen berarti antigen
yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah jenis antibodi yang menggumpalkan'
http://byulteens.blogspot.com/
1. GOLONGAN DARAH
SISTEM ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
Individu dengan
golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran
selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan
golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
dolongan darah B-negatif atau O-negatif http://byulteens.blogspot.com/
Individu dengan
golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan
golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi
terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara
umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan.
Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB
memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis
yang paling jarang dijumpai di dunia. http://byulteens.blogspot.com/
Pemahaman mengenai aglutinogen dan aglutinin inilah yang
mendasari teknik transfusi darah. Dalam transfusi darah, orang yang memberikan
darah disebut donor, sedangkan yang menerima disebut resipien. Transfusi
(pindahtuang darah) ini harus memperhatikan masalah aglutinin-aglutinogen,
sebab jika terjadi inkompatibilitas (ketakcocokan) golongan darah, maka akan
menyebabkan terjadinya aglutinasi (penggumpalan) darah, dan bisa menyebabkan
kematian sang resipien. http://byulteens.blogspot.com/
Donor universal dan resipien universal. Donor universal
(golongan O) adalah golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya ke semua
golongan darah, karena tidak memiliki aglutinogen. Sedangkan resipien universal
(golongan AB) adalah golongan darah yang bisa menerima darah dari semua
golongan, karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa menjadi donor ke semua
golongan, dan AB bisa menjadi resipien dari semua golongan.
http://byulteens.blogspot.com/
Tes Golongan Darah
2. GOLONGAN RHESUS
Seperti
juga golongan darah berdasarkan sistem ABO, golongan darah Rhesus juga didasarkan
pada jenis aglutinogen rhesus pada permukaan eritrosit.
Landsteiner dan Weiner tahun 1940 menemukan antigen sistem Rhesus pada
sel darah merah. Mula-mula mereka menyuntikkan sel darah monyet Rhesus pada
kelinci, ternyata serum kelinci yang telah disuntik atau diimunisasi tersebut,
mengandung zat anti atau antibody yang mengagglutinasikan (menggumpalkan) sel
darah merah, seperti pada ±85% orang-orang Eropa, dan golongan darah mereka
kemudian disebut golongan Rhesus Positif (Rh Positif). Pada ±15% sisanya, yang
sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus
negatif (Rh negatif). http://byulteens.blogspot.com/
Berdasarkan pembagian ras manusia, ternyata rhesus negatif
lebih banyak dijumpai pada orang:
Eropa (bule)
sekitar 15% Rh – dan 88% Rh +
Negro : 7-8% Rh –
dan 90 – 93% Rh +
Asia : 99% rhesus
+ dan Rh – < 1%
Dalam
sistem Rhesus tidak ada anti RH yang timbul secara alami. Bila dalam tubuh
seseorang ada zat anti, anti RH, pasti hal itu karena immunisasi. Proses
immunisasi memerlukan waktu, mungkin beberapa minggu setelah penyuntikan
antigen, sebelum zat antinya terbentuk dalam darah.
Dalam
sistem Rhesus telah ditemukan beberapa macam antigen dan antigen yang utama,
yaitu antigen D. Antigen ini merupakan antigen yang kuat yang dapat menyebabkan
komplikasi, berupa reaksi transfusi hemolitik, yaitu reaksi hancurnya sel-sel
darah merah. Pada bayi menyebabkan penyakit Hemolytic disease of the newborn,
yaitu bayi lahir kuning atau bahkan bengkak di seluruh tubuh atau mungkin lahir
meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar